Home » » Tidak Mengabaikan Sebutir Pasir

Tidak Mengabaikan Sebutir Pasir

Oleh: "Isriyanto, S.Pd" | Giat Belajar Nov 9, 2011

Penakluk pertama Mount Everest, puncak tertinggi dunia di Pegunungan Himalaya, Sir Edmund Hillary, pernah ditanya wartawan apa yang paling ditakutinya dalam menjelajah alam. Dia lalu mengaku tidak takut pada binatang buas, jurang yang curam, bongkahan es raksasa, atau padang pasir yang luas dan gersang sekali pun.

Lantas apa? “Sebutir pasir yang terselip di sela-sela jari kaki,” kata Hillary. Wartawan heran, tetapi sang penjelajah melanjutkan kata-katanya, “Sebutir pasir yang masuk di sela-sela jari kaki sering sekali menjadi awal malapetaka. Ia bisa masuk ke kulit kaki atu menyelusup lewat kuku. Lama-lama jari kaki terkena infeksi, lalu membusuk. Tanpa sadar, kaki pun tak bisa digerakkan. Itulah malapetaka bagi seorang penjelajah sebab dia harus ditandu.”

Harimau, buaya dan beruang, meski buas, adalah binatang yang secara naluriah takut menghadapi manusia. Sedangkan menghadapi jurang yang dalam dan ganasnya padang pasir, seorang penjelajah sudah punya persiapan memadai. Tetapi, jika menghadapu sebutir pasir yang akan masuk ke jari kaki, seorang penjelajah tidak mempersiapkannya. Dia cenderung mengabaikannya.

Apa yang dinyatakan Hillary, kalau kita renungkan, sebetulnya sama dengan orang yang mengabaikan dosa-dosa kecil. Orang yang melakukan dosa kecil, misalnya mencoba-coba mencicipi minuman keras atau membicarakan keburukan orang lain, sering menganggap hal itu adalah dosa yang kecil. Karena itu terkadang kita kebablasan melakukan dosa-dosa kecil sehingga lambat laun jadi kebiasaan. Kalau sudah jadi kebiasaan, dosa kecil itu pun akan berubah menjadi dosa besar yang sangat membahayakan diri dan masyarakat.

Melihat kemungkinan potensi kerusakan besar yang tercipta dari dosa-dosa kecil itulah, Nabi Muhammad SAW mewanti-wanti agar ummatnya tidak mengabaikan dosa-dosa kecil seraya tidak melupakan amal baik walaupun itu kecil juga.
Dalam kisah sufi, seorang pelacur masuk surga hanya karena memberi minum anjing yang kehausan. Perbuatan cenderung nilai sangat kecil itu ternayata di hadapan Allah punya nilai sangat besar karena faktor keikhlasannya. 

“KECIL TAPI BERMAKNA, TINGGAL KITA KECIL YANG KITA LAKUKAN ITU BERNILAI DOSA ATAUKAH PAHALA, SEMUA NYA MEMPUNYAI NILAI DIHADAPAN SANG MAHA MENILAI”
Share this article :

No comments:

 
Support : Harapan hati, bisa bermanfaat dan diterima apa yang ada di blog ini | Kalau Suka tolong di LIKE facebooknya
Copyright © 2016. Isriyanto - All Rights Reserved
Template Modify by Isriyanto, S.Pd.SD Inspired Love for Blog
Proudly powered by Blogger