Home » , » Metode Make a Match

Metode Make a Match

Oleh: "Isriyanto, S.Pd" | Giat Belajar Dec 26, 2014
Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik untuk mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan.
Metode mengajar merupakan cara yang digunakan guru dalam membelajarkan siswa agar terjadi interaksi dan proses belajar  yang efektif dalam pembelajaran.
Menurut Suwarno (1982) metode yang dapat mencapai tujuan pendidikan dengan baik adalah metode demokratis yaitu metode yang berdasarkan pada pendirian teori convergensi yang mengatakan bahwa perkembangan manusia itu tergantung pada factor dari dalam dan dari luar (endogen dan eksogen).
Atas dasar itulah penulis mencoba mengembangkan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran dengan metode make a match.
Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003). Sedangkan menurut Ibrahim (2000) model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi akademik dan hubungan sosial. Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok (Lie, 2003).
Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Metode make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut:
1.   Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2.      Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
3.      Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4.      Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam bahasa latin (ilmiah).
5.      Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
6.    Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
7.   Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
8.      Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.
9.      Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
Kemampuan guru yang harus diperhatikan agar make a match berhasil dengan baik, diantaranya adalah :
a.       mampu membimbing siswa dari merumuskan hipotesis sampai pada kesimpulan.
b.      menguasai materi pembelajaran
c.       mampu mengelola kelas.
d.      mampu menciptakan kondisi pembelajaran efektif
e.       mampu memberikan penilaian secara proses.
Pembelajaran kooperatif metode make a match jika berjalan efektif akan memberikan manfaat bagi siswa, di antaranya sebagai berikut:
1.      mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan
2.      meningkatkan semangat belajar siswa
3.      adanya interaksi antara siswa dengan guru
4.      adanya interaksi antar siswa
5.      materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa
6.  mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal 87,50%.
Di samping manfaat yang dirasakan oleh siswa, pembelajaran kooperatif metode make a match berdasarkan temuan di lapangan mempunyai sedikit kelemahan yaitu:
1.      diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
2.   waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran.

3.      guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.

Daftar Pustaka :
Suwarno. 1982. Pengantar Umum Pendidikan. Jakarta : Aksara Baru.

Share this article :

No comments:

 
Support : Harapan hati, bisa bermanfaat dan diterima apa yang ada di blog ini | Kalau Suka tolong di LIKE facebooknya
Copyright © 2016. Isriyanto - All Rights Reserved
Template Modify by Isriyanto, S.Pd.SD Inspired Love for Blog
Proudly powered by Blogger