- Cinta kepada Rasulullah adalah cinta sejati yang berlandaskan keimanan yang tulen.
- Mencintai Rasul bermakna mencintai Allah
- Kita bersama siapa yang kita sayangi. Jika di dunia sayangkan Rasulullah, insyallah kita bersama Rasulullah di akhirat nanti
- Hati yang dalam kecintaan terhadap seseorang akan merasa rindu yang teramat sangat jika tidak bertemu
- Pasangan sahabat yang berjumpa dan berpisah kerana Allah semata-mata akan mendapat naungan Arasy di hari akhirat kelak
- Rasulullah mengetahui mana-mana umatnya yang mencintai baginda, meskipun baginda sudah wafat.
- Rasulullah memberi syafaat kepada siapa pun di antara umatnya yang mencintai beliau
Cinta Sejati Tsauban Kepada Rasulullah
Oleh: "Isriyanto, S.Pd" | Giat Belajar
Nov 3, 2011
Seorang hamba sahaya bernama Tsauban, amat menyayangi
dan merindui Nabi Muhammad shollallahu ‘alaihi wasallam. Sehari tidak berjumpa
Nabi, dia rasakan seperti setahun. Kalau bisa dia mau bersama Nabi setiap masa.
Jika tidak bertemu Rasulullah, dia sangat merasa sedih, murung dan seringkali
menangis. Rasulullah juga demikian terhadap Tsauban. Baginda mengetahui betapa
hebatnya kasih sayang Tsauban terhadap dirinya.
Suatu hari Tsauban berjumpa Rasulullah shollallahu
‘a laihi wasallam. Katanya "Ya Rasulullah, saya sebenarnya tidak sakit,
tapi saya sangat sedih jika berpisah dan tidak bertemu denganmu walaupun
sekejap. Jika sudah bertemu, barulah hatiku tenang dan bergembira sekali. Dan apabila
memikirkan akhirat, hati saya bertambah cemas, takut-takut tidak dapat bersama
denganmu. Kedudukanmu sudah tentu di syurga yang tinggi, sedangkan saya belum
tentu, kemungkinan di syurga paling bawah atau paling mengkhawatirkan tidak
dimasukkan ke dalam syurga langsung. Ketika itu saya tentu tidak bertemu
denganmu lagi."
Mendengar kata Tsauban, baginda amat terharu. Namun
baginda tidak dapat berbuat apa-apa karena itu urusan Allah. Setelah peristiwa
itu, turunlah wahyu kepada Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam :
dan Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan
bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, Yaitu:
Nabi-nabi, Para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang
saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya.
(Q.S. An-Nisa ; 69)
Mendengarkan
jaminan Allah ini, Tsauban menjadi gembira.
Nilai Kisah
:
Label:
CERITA LUCU,
ISLAM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment