Sehat dengan Meditasi Al-Qur’an
Oleh: "Isriyanto, S.Pd" | Giat Belajar
Sep 6, 2013
BILA kita membaca Al-Qur’an dan memahaminya lebih dalam, maka akan
menemukan bahwa kitab suci umat muslim ini merupakan sumber dari segala
ilmu pengetahuan. Al-Quran menjelaskan soal sejarah, kesehatan, sampai
hal yang berkaitan dengan masalah ghaib. Ada yang mengatakan juga bahwa
Al-Qur’an ini sifatnya multi tafsir.
Al-Qur’an menyebut dirinya sebagai “penyembuh bahwa ternyata kitab
suci umat muslim ini penyembuh dari penyakit”, yang oleh kaum Muslim
diartikan bahwa petunjuk yang dikandungnya akan membawa manusia pada
kesehatan spiritual, psikologis, dan fisik.
Kesembuhan menggunakan Al-Qur’an dapat dilakukan dengan membaca,
berdekatan dengannya, dan mendengarkannya. Allah SWT. Menjelaskan:
“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat,” (QS. Al-A’raf [7] : 204).
Salah satu unsur yang dapat dikatakan meditasi dalam Al-Qur’an adalah
autosugesti, dan hukum-hukum bacaan (tajwid, seperti waqaf dan
lainnya).
Autosugesti sebagai olah ketenangan, sedang waqaf dan hukum bacaan
lainnya adalah pernapasan. Jarang seorang Muslim berpikir kenapa setiap
kali selesai tilawah (membaca Al-Qur’an), tahu-tahu jiwa dan raga
menjadi lebih baik. Ya, karena tajwid, waqaf, memang diatur sesuai
fitrah manusia. Maka, Maha Suci Allah, itulah efek yang sesuai dengan
sunatullah, bisa didapat tanpa orang memahaminya, karena bersifat
tindakan. Bisakah kita melakukan meditasi seperti ini dengan aman,
melalui bacaan atau tindakan selain Al-Qur’an?
Masih ingat Musailamah Al-Kadzab, sosok yang membuat syair tentang
gajah dan katak, lalu dinyatakannya sebagai penanding Al-Qur’an? Sampai
sekarang jika kita membacanya, bukan hanya lisan, hati pun akan tertawa.
Itulah makna tantangan Allah SWT.
“Bahkan mereka mengatakan: “Muhammad telah membuat-buat Al-Qur’an
itu”, katakanlah: “(Kalau demikian), maka datanglah sepuluh surat-surat
yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu
sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang
benar,” (QS. Hud [11] : 13).
Karena, Al-Qur’an efeknya memang global dan sempurna, selain tata
bahasa yang tanpa cela (indah jika kita memahami bahasa Arab), juga
efeknya. Subhanallah, seperti yang akan dibahas berikut ini.
Aspek Autosugesti
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang banyak sekali
berisikan nasihat-nasihat, berita-berita kabar gembira bagi orang yang
beriman dan beramal saleh, dan berita- berita ancaman bagi mereka yang
tidak beriman atau tidak beramal saleh. Maka, Al-Qur’an berisikan
ucapan-ucapan yang baik, yang dalam istilah Al-Qur’an sendiri, ahsan al-hadits.
Kata-kata yang penuh kebaikan sering memberikan efek autosugesti yang
positif dan yang akan menimbulkan ketenangan. Platonov, misalnya, telah
membuktikan dalam eksperimennya bahwa kata-kata sebagai suatu
Conditioned Stimulus (istilah dari Platonov) memang benar-benar
menimbulkan perubahan sesuai dengan arti atau makna kata-kata tersebut
pada diri manusia. Pada eksperimen Platonov, kata-kata yang digunakan
adalah “tidur, tidur” dan memang individu tersebut akhirnya tertidur.
Demikian pula ketika berkiblat dengan Al-Qur’an. Isinya, yang semuanya
mengajak kea rah perbaikan diri, akan menjadi motivator dahsyat dalam
menempuh hidup. Muslim yang tidak memahami bahasa Arab pun tetap bisa
mendapatkan efek positif ini, karena mereka paham keagungan Kitabullah
tersebut.
Hanya saja, kurang ideal jika diterapkan dalam jangka waktu yang
lama. Mengingat efek autosugesti akan menurun seiring pemahaman yang
tidak juga bertambah. Maka, sebisa mungkin pahami dengan menguasai
bahasa Arab. Jika sulit, pelajari tafsirnya atau minimal baca terjemahan
Al-Qur’an yang banyak tergabung dengan mushafnya. []..islampos.com.
Label:
ISLAM,
Yang Sehat
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment