
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) mengerahkan semua 
sumber daya untuk menyempurnakan kurikulum 2013. Dalam penyusunan buku 
siswa dan buku guru, Kemdikbud mengundang 
reviewer independen guna memastikan  kelayakan buku tersebut untuk dipakai dalam proses pembelajaran.
 
"Baru
 kali ini kementerian menulis buku. Biasanya kan diserahkan ke penulis 
baru setelah selesai, diserahkan dan direview oleh Puskurbuk dan BSNP," 
kata Mendikbud Mohammad Nuh, usai berdialog dengan 3.300 kepala sekolah,
 guru, dan pengawas, se-DKI Jakarta, di Balai Sudirman, Jakarta, Kamis 
(28/3).
Mendikbud menjelaskan, diundangnya reviewer independen 
dalam penyusunan buku kurikulum 2013, adalah untuk  mencermati beberapa 
hal. Pertama, agar tidak terjadi mis konsep dalam buku yang dibuat. 
"Karena ini hal baru dan mendasar bagi kementerian, maka dibentuklah tim
 independen untuk me-review buku-buku tersebut," kata Mendikbud.
Kedua, 
 kehadiran tim independen ini adalah untuk memastikan bahwa buku-buku 
ini tidak menimbulkan kontroversi. Terutama dari segi konten. "Misalnya,
 di dalam bab tertentu kita memasukkan gambar mantan Presiden Soekarno, 
dan Presiden SBY, tentu akan menjadi kontroversi jika tidak ada mantan 
Presiden Gus Dur, Megawati, atau Habibie," kata Nuh.
Yang ketiga,
 untuk memastikan tidak ada kesalahan unsur cetak di buku yang sedang 
disiapkan ini. Buku-buku untuk kurikulum 2013 ditargetkan untuk 
didistribusikan tepat pada waktunya, yaitu bulan Juli mendatang. 
Sehingga di hari pertama masuk sekolah, para siswa telah memperoleh 
buku-buku tersebut imbuhnya.
Tim Independen
Sementara
 itu Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Puskurbuk) , Badan Penelitian
 dan Pengembangan Kemdikbud, Ramon Mohandas, mengungkapkan setelah 
selesai disusun, buku Kurikulum 2013 diserahkan kepada sejumlah ahli 
untuk dilakukan review.
“Untuk buku sejarah, kami 
serahkan kepada ahli sejarah dan budayawan, seperti Taufik Abdullah dan 
Anhar Gonggong, sementara buku Bahasa Indonesia kami berikan kepada ahli
 bahasa, misalnya Gunawan Muhammad dan Taufik Ismail,” ujar Ramon di 
Jakarta, Kamis (28/3).
Namun, Ramon berharap perbaikan dan masukan yang dijaring melalui review itu
 tidak mengubah spesifikasi jumlah halaman yang sudah ditetapkan. Untuk 
buku siswa kelas I SD misalnya ditetapkan 80 halaman, sementara kelas IV
 di bawah 100 halaman.
Ramon meyakini saat buku Kurikulum 2013 
digunakan mulai tahun ajaran baru ini, akan ada masukan dari pengguna, 
seperti guru dan orangtua. Masukan tersebut akan ditampung untuk 
dijadikan sebagai revisi pada edisi berikutnya. Ia mengungkapkan, konsep
 buku untuk SD dicetak setiap tahun karena buku yang digunakan tahun ini
 tidak dapat lagi dipakai untuk tahun berikutnya. “Buku untuk SD kan 
dilengkapi dengan tugas-tugas yang harus langsung dikerjakan di buku 
itu, sehingga nanti buku penuh dengan coretan siswa,” ungkapnya.   
Kepala
 Bidang Kurikulum dan Perbukuan Pendidikan Dasar, Puskurbuk, Erry Utomo 
mengatakan, buku yang selesai disusun juga harus mendapat persetujuan 
dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Penilaian dilakukan agar 
BSNP dapat melihat apakah masih ada kekurangan yang perlu ditambahkan 
dalam buku Kurikulum 2013 tersebut. “Penilaian bukan bersifat lolos atau
 tidak lolos, melainkan apakah masih ada kekurangan atau dinilai sudah 
cukup,” ujar Erry. 
Erry menjelaskan, dalam Kurikulum 2013, 
selain buku panduan mengajar, guru juga diberikan lengkap dengan buku 
teks siswa. Dengan dua jenis buku itu, guru harus menyiapkan proses 
pembelajaran sesuai dengan skenario dalam buku panduan guru. “Jadi 
sifatnya side by side antara buku guru dan buku siswa,” ungkap Erry.
Dalam
 buku panduan itu pula, guru diarahkan untuk mengajarkan tema tertentu 
dengan mencakup lima hal, di antaranya proses pembelajaran itu sendiri, 
penilaian yang tidak hanya terhadap pengetahuan, tetapi juga sikap 
peserta didik, dan pengayaan materi pembelajaran.
“Ketika masuk kelas, guru memang harus full teaching. Makanya penambahan jam pelajaran menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam implementasi kurikulum baru ini,” imbuh Erry.
(Humas Kemdikbud/ES)
 
No comments:
Post a Comment