Fenomena tersebut memang menyedihkan, dan membawa kita untuk melakukan introspeksi atau retrospeksi. Dan sesungguhnya sudah banyak saudara-saudara kita sebangsa baik dari kalangan atas atau pemimpin maupun dari kalangan masyarakat tingkat akar rumput (grass root level) telah melakukannya. Keduanya menemukan bahwa penyebab krisis multidimensi dan bencana alam tersebut terutama adalah karena ulah kita sendiri.
Oleh sebab itu banyak pihak yang menyepakati agar kita memperbaiki kehidupan masyarakat dan bangsa ini.
Keinginan dan upaya untuk memperbaiki situasi kehidupan bangsa negeri ini sebenarnya sudah cukup lama yakni sejak kita mulai memasuki Era Reformasi. Pada era ini dikehendaki lahirnya generasi pembaharu kehidupan bangsa dan Negara. Semangat reformasi tersebut pada mulanya begitu menggelora terutama melalui kehidupan politik di negeri ini. Akan tetapi lama kelamaan semangat dan idealisme reformasi tersebut memudar sehingga sampai hari ini generasi pembaharuan yang kita nanti-nantikan belum juga lahir. What happen ?, padahal Sang Raja orde baru telah turun tahta, dan bergulir kepada para jenderal-jenderal reformasi tapi tidak sedikit masyarakat malah mengatakan keadaan sekarang lebih parah dibandingkan dengan keadaan pada masa jayanya orde baru. Memang realistis jika dikatakan adanya perubahan, tapi perubahan yang jelas sekali hanyalah kebebasan berpendapat, bersuara, mendirikan partai sebanyak-banyak nya, sedangkan perubahan penting yang diharapkan oleh rakyat adalah kesejahteraan yang merata, bukan kesejahteraan yang hanya dirasakan para elit politik dan yang berkuasa.
Kebesaran bangsa ini sudah dikenal di mata dunia sebagai macan asia dan Negara swasembada beras, ini perestasi yang sangat membuat kita bangga pada masa itu, sedangkan sekarang kebanggaan apa yang bisa kita banggakan, beras, malah sudah banyak petani yang menggantung cangkul karena berasnya malah diadu dengan beras dari luar negeri, kekayaan alam malah berapa banyak menjadi hak operasi dan kerja para bule yang katanya lebih mampu.
Barangkali dikatakan ini adalah bukanlah sistem revolusi, perubahannya bertahap, tapi bertahap bukan berarti membahagikan hanya segelintir orang.
Inikah REFORMASI ataukah hanya sekedar REFORIA ?...........
No comments:
Post a Comment