Home » » LAGI-LAGI KORUPSI

LAGI-LAGI KORUPSI

Oleh: "Isriyanto, S.Pd" | Giat Belajar Jul 8, 2008
Tabiat korupsi di Indonesia seakan sudah menjadi hal sangat lumrah bahkan semakin mengental dalam kepribadian para birokrat kita. Harapan agar tindak kecurangan ini dapat teratasi tuntas, kenyataannya malah justru perilaku amoral semakin membuat kecanduan.

Bak kata pepatah ; sekali marangkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui. Seolah-olah kekuasaan politik adalah peluang sangat berharga untuk meraup untung materi sebanyak-banyaknya tanpa peduli dengan orang sekitar. Sikut kiri tonjok kanan, pukul sana, timpuk sini.


Lihatlah misalnya berdasarkan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada 30 November 2006, ada dua konglomerat penerima BLBI terbesar yang menyebabkan dugaan kerugian Negara lebih dari Rp 33 triliun dan Rp 28 triliun, dan baru-baru ini masih kelanjutan nya berbuntut kepada beberapa anggota dewan dan kejaksaan kita yang terbukti melakukan indikasi penyuapan dan pemerasan. Itu semua sebetulnya tak lepas dari permainan politik.


Realitas tersebut cukup memberikan gambaran extrim bahwa politik kepentingan telah menggrogoti idealisme birokrat Negara kita. Sepertinya para politis sudah mulai melupakan substansi dari politik yang sebenarnya, yakni mewujudkan kebaikan bersama, bukan segelintir orang.


Korupsi atau tindakan apapun yang sengaja merugikan orang lain dalam kadar berapapun adalah terlarang. Pelakunya akan terkena sanksi moral dari masyarakat, dan ini pasti berlaku. Namun kenyataannya tindak kecurangan tersebut semakin hari semakin menggurita, bahkan tidak menutup kemungkinan muncul nama-nama lain yang mungkin saja hanya sekadar “ikut-ikatan saja”.


Yang sangat kita takutkan, jangan-jangan mereka (para koruptor) ini terjangkit virus KLEPTOMANIA . dalam kamus The Advanced Learner`s Dictionary of Current English, kata Kleptomania diberi batasan sebagai irressistable tendency to steal not from poverty but from weakness of mind (kecendrungan yang tidak bisa ditahan untuk mencuri, bukan disebabkan karena kemiskinan tetapi karena kelemahan jiwa). Sedangkan kelemahan jiwa adalah kelemahan Iman di dalam hati, maka andaikan amalan obat hati ditegakkan di system birokrat kita bagi umat Islam yang ada di dalamnya Insya Allah negeri ini akan aman dari segala kecurangan dan keculasan.

Share this article :

1 comment:

ISRIYANTO said...

Memusnahkan tikus dirumah ja susah, apalagi tikus-tikus yang berdasi, lebih repot, karena kucing sekarang pun la ikut-ikutan maling. Ya inilah demokrasi, kalau saling menguntungkan tidak memandang benar apa tidak pasti sama-sama suka.....

 
Support : Harapan hati, bisa bermanfaat dan diterima apa yang ada di blog ini | Kalau Suka tolong di LIKE facebooknya
Copyright © 2016. Isriyanto - All Rights Reserved
Template Modify by Isriyanto, S.Pd.SD Inspired Love for Blog
Proudly powered by Blogger