(aku) : Aku harap agar engkau mau kembali lagi kepadaku, supaya aku dapat menggunakanmu untuk berbuat kebajikan.
(detik) : Sesungguhnya tidak ada waktu yang sudi berkompromi untuk berhenti.
(aku) : Wahai detik......aku memohon, kembalilah padaku agar aku dapat memanfaatkanmu dan mengisi kekuranganku pada dirimu.
(detik) : Bagaimana aku dapat kembali kepadamu, padahal aku telah tertutup oleh perbuatan-perbuatanmu!
(aku) : Coba lakukanlah hal yang mustahil itu dapat kembalilah padaku. Betapa banyak detik-detik selain kamu yang juga aku sia-siakan ?
(detik) : Seandainya kekuasaan ada di tanganku, pastilah aku kembali kepadamu, namun tiada kehidupan bagiku. Dan itu terlipat oleh lembaran-lembaran amalmu dan diserahkan kepada Allah swt.
(aku) : Apakah mustahil, jika engkau kembali lagi kepadaku, padahal saat ini engkau sedang berbicara kepadaku ?
(detik) : Sesungguhnya detik-detik dalam kehidupan manusia, ada yang dapat menjadi kawan setianya dan ada kalanya ia menjadi musuh besarnya. Aku adalah termasuk detik-detik yang menjadi musuhmu dan yang akan menjadi saksi atas kamu di hari kiamat kelak. Mungkinkah akan bertemu, dua orang yang saling bermusuhan ?
(aku) : Aduh, alangkah menyesalnya aku. Betapa aku telah sering menyia-nyiakan detik-detik dalam perjalanan hidupku! Tetapi sekali lagi aku mohon sekiranya engkau sudi kembali kepadaku, niscaya aku akan beramal saleh "di dalammu" yang pernah aku tinggalkan.
Maka detik itupun terdiam, tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Aku pun lantas memanggilnya :
(aku) : Wahai detik, tidakkah engkau dengar panggilanku ? Kumohon jawablah.....
(detik) : Wahai orang yang lalai akan dirinya, wahai orang yang menyia-nyiakan waktu-waktunya...........Tahukah kamu, saat ini, demi mengembalikan satu detik saja, sesungguhnya kamu telah menyia-nyiakan beberapa detik dari umurmu. Mungkinkah engkau dapat mengembalikan mereka pula ? Namun aku hanya dapat berpesan kepadamu, "Sesungguhnya segala perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) segala perbuatan yang buruk".
No comments:
Post a Comment