Home » » O P I N I

O P I N I

Oleh: "Isriyanto, S.Pd" | Giat Belajar Jun 1, 2008



Ada Cinta di DPR

Cinta itu indah, maka hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga (lagunya Pak Haji Rhoma Irama), dan cinta memang tidak memandang setatus ekonomi, umur apalagi fisik, setiap manusia pasti ingin dicinta dan mencinta. Kisah keagungan cinta sudah banyak baik dari kisah hayalan di sinetron-sinetron sampai di dunia nyata semua kisah-kisah itu membuat hati kita terpaku dan terharu. Cinta memang tidak memandang status tempat, karena yang namanya jatuh cinta atau making love tidak pernah memilih tempat, dari lingkungan sekolah sampai kepada lingkungan dewan kita sekalipun, walaupun terkadang kisah-kisah cinta itu juga ada yang membuat kita kesal dan marah karena ada cinta yang namanya Cinta Terlarang, karena, soal cinta yang satu ini adalah urusan cinta yang sangat pelik sehingga membuat kita geram, karena kebanyakan pelakunya tidak mau mengaku, padahal sebenarnya sudah dijalaninya berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, itu pun yang sudah jelas buktinya, maka bagaimana yang masih belum ketahuan, dan jikalau cinta terlarang ini terjadi diantara angota Dewan Perwakilan Rakyat kita, ini yang menjadi masalah yang sangat besar, karena bukan hanya mengecewakan, merugikan dan mencoreng nama baik kelurga mereka sendiri, akan tetapi atas nama bangsa ini pasti juga akan rusak, tapi mudah-mudahan diantara sekian banyaknya anggota dewan yang ada disitu, kita berharap masih ada yang benar cintanya, cinta kepada keluarga dan terutama cinta kepada rakyat yang diwakilinya, kerena sudah menjadi kewajiban dan keharusan, sebagai orang-orang yang mewakili milyaran rakyat Indonesia ini, para anggota dewan yang duduk di kursi super itu, memang harus mempunyai rasa cita dan cinta yang tinggi kepada rakyatnya, karena yang mendudukkan mereka di kursi pamor itu adalah rasa cinta yang sangat tinggi dari yang rakyat Indonesia ini.

Mudah-mudahan harapan ini tidak pupus, dan harapan ini tidak akan pupus jika rasa cinta itu tidak berubah, karena kalau cinta sudah berubah jadi nafsu karena berpikir ada peluang malah akan membuat rakyat pernah memilihnya menyesal, karena hanya akan menambah kasus kriminalitas yang ada di negeri ini, dari kasus cinta uang (korupsi) sampai kepada cinta terlarang (skandal sex) dari anggota dewan yang seharusnya menjadi orang terbaik akhlak, moral dan kejujuaran nya dari rakyat yang diwakilinya. Kalau memang cinta itu buta, tapi mengapa cinta hanya memilih kepada rakyat yang punya banyak harta dan wanita cantik yang seharusnya menjadi anak dan didikan nya malah dijadikan sebagai pemuas nafsunya. Kalau memang bangsa ini, bangsa yang bermoral mengapa sebagai orang yang terpilih untuk mewakili rakyat malah tidak bermoral. Kalau bangsa Indonesia menuju bangsa yang bisa, bisa prestasinya, bisa keamanannya, bisa segalanya akan tetapi pemimpin rakyat nya malah tidak bisa merubah kepribadiannya.

Sekiranya jikalau di ingat, janji dan janji kampanye membuat ribuan rakyat biasa (miskin, pengangguran) mempunyai harapan yang besar akan perubahan nasib mereka, akan tetapi semakin ditunggu malah semakin membuat sakit hati, karena yang malah mengalami perubahan secara signifikan hanya bagi rakyat luar biasa (orang kaya, pejabat, pengusaha) karena memang mereka punya modal untuk menjadikan si anggota dewan sebagai peliharaan mereka, karena jika suatu waktu kalau ada proyek ingin di golkan, si anggota dewan bisa melicinkan. Akan tetapi yang dikhawatirkan adalah ketidak mampuan rakyat menerima keadaan orang-orang yang ada di gedung perwakilan itu, karena jikalau cinta ada maunya pasti akan rusak, kalau sudah rusak pasti akan rusak pula segalanya, kalau cinta suami-istri mungkin rusaknya hanya perceraian tapi kalau cinta rakyat sudah rusak dengan wakilnya, maka yang akan ada bukanlah kepatahuan dengan Undang-undang dan peraturan yang dibuat akan tetapi malah ketidak percayaan dan kemarahan yang sangat besar, walaupun si Rosa melantungkan “atas nama cinta, kurelakan jalanku merana”.

Cinta itu indah, dan keindahan itu mesti di jaga, sedangkan yang disuruh menjaga bukan hanya satu pihak akan tetapi ada pengertian yang sama. Rakyat butuh wakil mereka dan wakil rakyat pun seharusnya bisa mengerti keadaan rakyat yang diwakilinya, karena jikalau sudah duduk di gedung mewah itu seharusnya bukan lagi memakai atas nama rompi partai akan tetapi atas nama baju rakyat.

Share this article :

No comments:

 
Support : Harapan hati, bisa bermanfaat dan diterima apa yang ada di blog ini | Kalau Suka tolong di LIKE facebooknya
Copyright © 2016. Isriyanto - All Rights Reserved
Template Modify by Isriyanto, S.Pd.SD Inspired Love for Blog
Proudly powered by Blogger