Home » » WASPADALAH TERHADAP PORNOGRAFI

WASPADALAH TERHADAP PORNOGRAFI

Oleh: "Isriyanto, S.Pd" | Giat Belajar Jun 20, 2008


  • Ensklopedia Indonesia mencatat: Ponografi adalah : bahan yang dirancang dengan sengaja dan semata-mata untuk membangkitkan nafsu birahi dalam sex.

Tahukah anda, kalau pornografi semakin melebarkan sayapnya ke mana-mana ? di belahan bumi barat pornografi menghasilkan jutaan-dollar. Di sekitar metropolitan Los Angeles saja, industri pornografi menghasilkan lebih banyak penjualan ketimbang Sears, salah satu “departemen store” terbesar di dunia. Pornografi di Amerika Serikat merupakan industri $7 milyar dollar AS per tahun dan masih berkembang terus.

Bilamana para sosiolog berbicara tentang pornografi sekarang ini, mereka tidak hanya berbicara mengenai kalender yang menampilkan wanita berbusana minim atau tanpa busana sama sekali. Meski pornografi itu berasal dari bahasa Yunani porne dan ghraphein yang berarti wanita jalang dan menulis, makna kata itu pun telah berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Pornografi sekarang ini adalah majalah, film, video cassette, handphone, bahan-bahan yang dirancang sengaja untuk membangkitkan nafsu birahi, dan jika dasawarsa yang lalu gambar, majalah, film, hanya menampilkan adegan sexual antara pria dan wanita (exp. Helmi Yahya by Maria Eva), kini penyajiannya semakin keji. Betapa tidak. Pornografi sekarang ini menampilkan dan menceritakan adegan keji antara orang dewasa dengan anak-anak, dan jangan terperanjat, anak-anak itu berkisar antara seumuran SMP kelas 1, baik yang suka sama suka maupun kasus penyelewengan sexual.


Nah, bagaimana perkembangan pornografi di Negeri kita?, dulu ;;; pornografi tidak bebas berkembang, karena mayoritas masyarakat masih berpegang teguh pada nilai-nilai agama, dan masih ada KUHP XIV yang melarang untuk merancang bahan-bahan yang dengan sengaja dan semata-mata membangkitkan nafsu birahi, tetapi kalau alasan-alasan itu masih digunakan untuk dizaman sekarang, yang terdengar adalah ; “itukan sesuai dengan penilaian masing-masing, menurut kami, ini seni dan seni bebas berexpresi”, akhirnya ketika UU Pornografi akan disahkan masih selalu molor dan molor, dan yang paling ironis adalah kekuatan yang menghalangi pengesahan itu adalah diantaranya dari kalangan pemimpin kita sendiri.



Maka, karena mengatas namakan bebas berexpresi dan pendukung kebebasan berseni, banyak film kita (asli buatan anak negeri), membumbui kisah-kisahnya bukan hanya dengan tindakan-tindakan kekerasan tetapi juga sudah dikombinasikan dengan adegan-adegan merangsang, trend ini jelas mengikuti pola Barat yang ingin memenuhi selera penonton yang telah ditanami benih-benih kemaksiatan ini, dan yang menjadi korban terkadang bukan hanya yang dewasa namun anak-anak pun banyak yang menjadi konsumennya, karena tanpa kita sadari pornografi berkembang dalam bentuk yang terselubung. Penggambaran melalui film, video casset, handphone, playstation, majalah dan surat kabar, menjadi bahan tontonan serta bacaan bagi anak-anak yang tengah berkembang keingin tahunya, dampaknya jika bahan tontonan dan bacaan itu dapat merangsang orang dewasa, apalagi bagi anak-anak yang secara fisik maupun emosional belum dapat mengendalikan dirinya bila melihat dan membaca bahan khusus dikonsumsi yang konon katanya hanya untuk orang dewasa itu, maka jangan heran ada anak yang baru kelas 2 SMP mencabuli anak SD (di berita kriminalitas). Maka jikalau masyarakat dan anak-anak kita sudah dibiasakan dengan adegan-adegan begitu, muaranya adalah kemaksiatan yang lebih besar, menurut penelitian di California, hampir di semua tempat kediaman pelaku tindak kejahatan ditemukam bahan-bahan pornografi. Roger Miller, seorang abdi hukum yang puluhan tahun berdinas di Kansas dan California mengakui, “saya yakin betul kalau pornografi dapat menuntun orang kepada tindakan kejahatan.”. Satu hal yang tak dapat disangkal, menurut statistic di Amerika Serikat (guru besarnya ke MAKSIATAN), tingkat perkosaan di Negara itu menjulang terus sampai mencapai 700 %, dan menurut pengakuan mayoritas para pelakunya, pornografi telah mendorong mereka melakukan perbuatan aib itu.



Namun, yang paling menyakitkan dan ditakutkan adalah yang menjadi korban para kaum wanita, mereka yang selalu dijadikan objek utama pornografi. Pernakah anda membayangkan pornografi tanpa wanita? Akan punahlah dia. Untuk itu barangkali tidak ada satu system lain yang lebih ampuh lagi untuk merendahkan martabat manusia daripada pornografi. Dan wanitalah yang menjadi korban utamanya, dan jikalau sudah banyak wanita-wanita yang terjebak dengan arus sengaja memperlihatkan aurat, mempunyai niat atau tidak, yang kemudian dapat menimbulkan birahi bagi yang melihatnya, maka tungguhlah kehancuran peradaban suatu negara, karena Rasulullah SAW bersabda “Wanita adalah tiang negara, jika baik wanita, maka baik pula negaranya, dan jika rusak wanita maka rusak pula negeranya”. Maka, adalah kewajiban kita, untuk dapat menjaga diri dan keluarga kita terutama para wanita, agar jangan sampai menjadi konsumen apalagi sebagai perodusen yang berhubungan dengan yang namanya pornografi. SENI YES !, PORNOGRAFI NO !. @
Share this article :

No comments:

 
Support : Harapan hati, bisa bermanfaat dan diterima apa yang ada di blog ini | Kalau Suka tolong di LIKE facebooknya
Copyright © 2016. Isriyanto - All Rights Reserved
Template Modify by Isriyanto, S.Pd.SD Inspired Love for Blog
Proudly powered by Blogger